CerPen Ku..

Mading 19

       Kejadian itu kembali terjadi di SMP 1, seorang siswi menghilang secara misterius saat membuat madding seri terbaru pada pukul 19.05. gadis itu bernama Laura. Keseokan harinya seluruh warga sekolah khawatir dan mencari hingga keseluruh sudut sekolah. Mira salah satu siswi melihat kearah madding disebelah perpustakaan. Ia terkejut ketika melihat gambar berurutan yang sangat mengerikan, Mira segera lari melapor pada Bu Rina. “Bu.. ada yang aneh di madding, ayo ikut saya Bu!”,Bu Rina dan seluruh siswa segera menuju ke mading itu “apa-apaan ini?? Siapa yang berani membuat gambar seperti ini!!” Bu Rina terkejut, “Bu... ini bukan gambar biasa, Bu Rina ingat kan? Gambar seperti ini selalu menjelaskan setiap kejadian hilangnya murid-murid di SMP ini. Lihatlah, gambar ini menunjukkan seorang siswi diseret dan digantung di...” Mira menghentikan kalimatnya. “Samping Gudang belakang Sekolah kan? Dan ini mirip dengan Laura, iya kan?!” kata Dio. Serentak semua murid berlarian menuju gudang belakang untuk membuktikan kebenaran gambar yang selalu menunjukkan keanehan yang nyata di sekolah itu. Mereka semua terkejut saat melihat Laura tergantung dengan pucat sama seperti yang ada pada madding. Ternyata madding itu memang selalu benar.

       Mira, Dio, dan Jane sangat sedih atas kematian tragis temanya itu,karena rasa penasaran, pukul18.00 mereka pergi ke sekolah untuk mencari informasi tentang mading misteri tersebut. Ketiga siswa itu mengikuti seorang penjaga malam yang gerak-geriknya mencurigakan. Setelah dilihat-lihat penjaga malam itu meletakkan sebuah sesajian dibawah madding dan pohon beringin belakang sekolah. Setelah lama mengintip penjaga itu,”Pak Yusuf..??!ngapain pak kok malam-malam disini?”kata Dio,”Hmm..a..a.nu”kata Pak Yusuf kaget dan terbata-bata.”    Ayo ngaku pak..jangan-jangan bapak dibalik semua ini??”kata Mira.”Bu..bukan dek..Mira”,”Begini lho.. 7 tahun yang lalu pukul 19.00 terjadi suatu peristiwa yang menggegerkan sekolah ini. Seorang siswi yang bertugas membuat komik gambar, terjatuh dari gedung SMP 1 ini. Siswi bernama Marisa ini didorong oleh siswa lain yang selalu bersaing mengindahkan madding sekolah, yang mengetahui kejadian itu saya,saya tidak melaporkan pada pihak sekolah karena saya dikasih uang sama oleh siswi yang membunuh Marisa. Akhirnya Marisa saya kubur di tanah belakang sekolah yang sekarang ditanami pohon beringin”kata Pak Yusuf dengan wajah menyesal. “Lantas, apa hubungannya dengan kejadian terbunuhnya siswa-siswi disekolah ini, yang sejak 6 tahun terakhir selalu terjadi?”.”Setiap malam saya didatangi Marisa dia selalu minta tolong,dan selalu berkata akan membunuh setiap siswa yang membuat madding terbaru tiap tahunnya. Marisa juga berjanji akan menggambarkan proses terbunuhnya setiap siswa dalam bentuk gambar berurutan di madding kesayangannya, madding sebelah perpustakaan ,Saya sungguh menyesal, coba saja saya melapor pada pihak sekolah dan menguburnya dengan layak, pasti dia akan tenang.”Kata Pak Yusuf menyesali perbuatannya.

       Keesokan harinya Mira, Dio, dan Jane membawa penjaga sekolah itu kehadapan guru dan murid-murid yang melaksanakan upacara. Kemudian mereka menjelaskan semua masalah yang sebenarnya. Akhirnya guru-guru sepakat untuk membongkar makam Marisa dan mendo’akan arwahnya agar tenang.

       Sore harinya mereka ada BimBel di sekolah sampai pukul 19.00,namun mereka berharap kejadian itu tidak terjadi lagi..Tapi,mereka salah..Dibawah pohon beringin terlihat sosok gadis cantik berdiri dengan tampang pucat,memakai seragam sekolah.Dan terdengar samar suara gadis itu berkata”Ikutlah denganku,teman-teman..,Terimakasih”Dio,Mira,Jane terkejut!.

       Keesokan harinya ada kabar baru di madding sekolah. 3 siswa dinyatakan hilang!saat mereka berlari kearah madding. Seluruh warga sekolah terkejut bahkan Bu Elisa guru kesiswaan sempat pingsan saat melihat 4 anak saling berpelukan di bawah pohon beringin belakang sekolah,4 anak itu sama persis dengan Dio,Mira,Jane dan sosok gadis cantik yang bernama Marisa. Hingga saat ini, mading itu abadi dan tidak terganti oleh karya apapun. Siswa-siswa menyebutnya “Mading 19” karena selalu terjadi hal-hal mengerikan sekitar pukul 19.00.