Hari
yang Iuuwwhh!
Matahari mulai
menampakan sinar keagunganya ,suara ayam berkokok mulai
terdengar..Cyeeeee!!?,itu biasanya yang terjadi di cerpen-cerpen anak masa
kini,kalau aku punya versi lain.Suara jam
awaker terdengar berisik,aku menendang bantal sampai ke sudut kamar dan
masih tertidur pulas rasanya sayaang sekali membuka
mata.Tiba-tiba..Brak!brak..!!brak! didengar dari cara mendobrak pintunya
seperti suara maling yang sedang membobol rumah ini..,pastinya tidak lain dan
tidak bukan adalah kakakku Dhandy.”Deeek..!!?,Wow..!!”yap!tepat 100% benar itu
kakakku.”Bentaaaar..”jawabku sambil males-malesan dan mataku masih tertutup
rapat,enggan rasanya membuka mataku.Versiku lainkaan..,lebih anarkis.
#Satu jam kemudian..
“Deek..!?,aku berangkat
dulu yaa..,tidur yang nyenyak..masih jam setengah tujuh kok..”suara kakakku
lemah lembut tapiii!”Aku bangun membuka mataku dan melotot melihat sinar
matahari sudah menyilaukan,aku lari ke kamar mandi dan mandi ala kadarnya,aku
melihat kea rah jam sudah jam 7:35,aku berpamitan pada orang tuaku dan menambil
uang jajan dari meja computer secepat kilat dan langsung berlari kearah
pangkalan ojek.”Paaak..!pak!,Please..pak
cepetaaan!!,ngebut ya paak!!?”kataku girang sambil
terengah-engah.Akhirnyaa..jeng..jeng..pak ojek segera melesat lari secepat Valentino
Rossi pembalam kelas kakap,”SMP 1 paak..”daaan..,tadaa..!sekolah sudah sepia
kayak Benteng Belanda yang sudah tidak dihuni 80 tahun lebih 9 bulan 10
hari.Dengan senyum sumringah yang khas dari Pak Wahyu Dedy yang
unyu-unyu(Lucu/Imut) sekali..,akupun membalas dengan senyuman yang gelap gulita
penuh petir menyambar,kita berdua melewati waktu bersama selama sekitar 10-15
menit,bercengkrama seperti tahanan yang dijenguk saudaranya,karena pada saat
itu aku berada diluar sekolah dengan pipi yang menepel dip agar besi hijau yang
tinggi dan dingin sambil menunggu Pak Wahyu Dedy mengisi buku student handbook dengan teliti,kemudian
memandangi lengan sebelah kananku dengan meringis,akupun melihat lengan sebelah
kananku dengan tatapan kosong..”Wiih!!?..paaak…,lupa!saya sudah belii
paak!!badge sekolaah..lupa saya pasang maaf paak..jangan pak..jangan
paak..”kataku langsung dengan lancer dan cepat memohon dengan melas ke Pak Dedy,namun
Pak Dedy tetap menulis pelanggaran yang ke-2 dengan rapi dibawahnya,kemudian
beliau memandang kepalaku dengan penuh arti,dan menunjuk rambutku yang tergerai
lurus di bahu.”Paaak..”kataku,tapi sebelum aku melanjutkan pembicaraan Pak Dedy
tetap menulis pelanggaran yang ke-3 tersusun rapi dibawahnya.Akhirnya beliau
mempesilahkan aku masuk sambil membawa buku SHB yang sudah terisi 3 Tatib
sekaligus.
Siang harinya saat
istirahat ke-2 aku beserta murid-murid yang melanggar saat itu juga,dipanggil
untuk menghadap Pak Dedy,setelah mendapat paraf dan tanda yang menkutkan
sekaligus memalukan itu aku menuju kelas dan aku menagis,aku merasa bersalah
pada diriku sendiri aku malu sekali saat itu,teman-temanku dengan sabar
berusaha menenangkanku tapi itu semua sudah terlanjur apel sudah terlanjur jadi
jus apel.Aku hanya bias meratapi nasibku yang malang ini semua salahku dan aku
yang membuatnya ingin sekali aku marah tapi aku tak tahu harus marah pada siapa??!!,aku
tidak marah pada Pak Dedy ataupun kakakku yang menggemaskan itu.Aku galau saat
itu dan terdiam di kelas.
Bel pulang berbunyi,jam
menunjukan pukul 15.00 semua anak girang dan tampak dari wajah mereka sumringah
seperti tawanan perang Belanda yang baru dibebaskan.Dengan lesu aku mengangkat
tasku dan berjalan menuju ke tempat lesku tapi rasa galau dan sedih yang tadi
masih tidak bisa hilang.Dijalan aku menendang-nendang batu dan
menggiringnya,karena emosi aku menendangnya lumayan keras dan kakiku tidak
sengaja menendang trotoar pinggir jalan dengan sekencang-kencangnya dan dengan
semua tenagaku dan..krraraaagg..!!suara sesuatu sobek,itu suara sepatuku yang
subek dibagian kanan,sobekan itu lebar sekali karena disamping kanan trotoar
itu ada semacam kawat-kawat yang tajam dan sepatuku tergores dikawat itu dengan
keras dan kuat saat aku menendang trotoar tadi,aku hanya bias tersenyum pasrah
dan tak sanggup untuk berkata-kata dan mengeluarkan satu katapun,dan meneruskan
perjalanan.
Akhirnya,dari kejauhan
aku melihan bagian atap rumahku sudah tampak.Jam menunjukan pukul 18.00 hari
sudah gelap dan suara adzan magrib yang merdu sudah berakhir,dengan lega dan
hembusan nafas yang panjang dan merasa lega sudah berada dirumah.Saat aku
membuka pintu aku sudah disambut dengan orang tuaku dengan wajah yang merah dan
papaku berkacak pinggang”Lho..!,kok pulang??!kok gak sekalian gak usah
pulang..??,kamu itu..berangkat jam 06.00 pulang jam 18.00,apa-apaan kamu
ituu??!kamu itu cewek!,masa jam segini baru pulang??!”Suara papaku yang keras
menggetarkan jiwaku karena aku merasa takut dan sedih,aku hanya tertunduk diam
di sova ruang Tv sambil mendengarkan papaku memarahiku dan melarangku untuk
les.Aku menangis tersedu-sedu dan memohon untuk diberi kesempatan les satu kali
lagi.Tapi itu terlanjur basah!.Aku berjalan ke kamarku dan merebahkan tubuhku
di kasurku yang empuk berwarna pink dengan bantal merah,aku memeluk boneka Nemoku dan menangis karena capek!?lelah
dalam segala hal!,dan aku meletakan bantal diwajahku dan menekanya sambil
berteriak lantang namun dalam bantal “HARI yang Iiiiiiuuuuwwwhhhhh..!!!!?”,dan
akupun tersenyum dan siap mental untuk
dimarahi sesi ke-2 tentang surat panggilan orang tua yang saat ini masih
diproses karena aku melanggar 3 tatib dalam sehari.
0 komentar:
Posting Komentar